Senin, 04 April 2011

ANJING KINTAMANI

Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Anjing yang memiliki sifat pemberani ini sudah lama mulai dibiakan sehingga dapat diakui oleh dunia internasional.
Secara fenotipe Anjing Kintamani mudah dikenal, dapat dibandingkan dengan jelas antara Anjing Kintamani dengan anjing-anjing lokal yang ada, ataupun anjing hasil persilangan antara ras yang sama maupun persilangan lainnya.
Standar fenotipe Anjing Kintamani meliputi ciri-ciri umum, sifat-sifat umum, tinggi badan hingga ke gumba, dasar pigmentasi kulit, bentuk kepala, telinga, mata, hidung, gigi, bentuk leher, bentuk badan, kaki dan ekor mempunyai kesamaan. Perbedaannya pada distribusi warna bulu dan ditetapkan pada tanggal 16 Oktober 1994. Standar ini dipakai sebagai acuan dasar pada setiap kontes anjing dan pameran Anjing Kintamani dan telah mendapat pengakuan PERKIN (Dharma.M.N. Dewa; PudjiRahardjo; Kertayadnya I.G, 1994.).

Standarisasi

Untuk memperoleh standar Anjing Kintamani diperlukan pengamatan dan penelitian yang terus menerus dan berkelanjutan. Gambaran sementara yang dapat dilihat dari keunggulan Anjing Kintamani dari hasil pengamatan lapangan dan hasil pemuliabiakan pada Anjing Kintamani yang berbulu putih spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:
 Ciri-ciri umum
Anjing ini dapat digolongkan dalam kelompok anjing pekerja dengan ukuran sedang, memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi tubuh yang baik dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat, sebagai anjing pegunungan memiliki bulu yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat. Pengelompokan dalam sistem FCI, anjing Kintamani masuk dalam group V karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow Chow, Basenji, dan Samoyed. 
 Sifat-sifat umum
Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi. Merupakan anjing penjaga yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya. Anjing Kintamani (Bali) suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayah kekuasaannya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan. Pergerakannya bebas, ringan dan lentur. 
Bentuk kepala
Kepala bagian atas lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak, memiliki gigi-gigi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwama hitam atau cokelat tua. Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk “V” terbalik dengan ujung agak membulat. Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar.
Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih. Hidung berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan umur dan musim.
Untuk mempercepat pengakuan dari Federasi Kinologi Internasional, dalam memenuhi persyaratan perlu upaya-upaya secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya adalah meneliti hubungan antara stuktur dan profil DNA distribusi warna bulu putih spesifik secara genotip dengan fenotip warna bulu putih spesifik pada Anjing Kintamani.
Distribusi warna bulu pada Anjing Kintamani dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
  1. Warna bulu putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, bulu di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
  2. Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
  3. Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.
  4. Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna poleng atau anggrek.

Tinggi dan bentuk badan

Anjing Kintamani jantan mempunyai tinggi 45 cm sampai 55 cm dan anjing betina 40 cm sampai 45 cm. Dengan warna bulu kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecoklatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan bulu di belakang paha. Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap.
Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula. Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik. Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan. Anjing Kintamani (Bali) memiliki bulu krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang bulu badong makin baik.
Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang. Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan. Ekor memiliki bulu yang bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping. Makin panjang bulu ekor makin baik .

sumber: http://id.wikipedia.org

 

READ MORE - ANJING KINTAMANI

ANAKONDA

Anakonda dalam bahasa latin disebut Eunectes murinus termasuk dalam golongan phylum chordata, yaitu golongan hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Anakonda masuk dalam Kelas Reptil, Ordo Squamata, Keluarga Boidae, sejenis ular boa air.
Anakonda hidup di Amerika Selatan, sebelah timur Andes, sebagian besar di sungai Amazon, Orinoco dan Guianas. Habitat mereka di rawa-rawa dan semak belukar. Mereka tak pernah ditemukan jauh dari perairan. Rawa merupakan tempat favoritnya. Ketika mereka keluar dari air, tubuh anakonda akan dirundung oleh kutu-kutu atau jamur.
Seekor anakonda memulai reproduksi dalam usia muda dengan masa kehamilan selama 6 bulan. Seekor betina dapat beranak 20 hingga 40 ekor dan kadang-kadang lebih dari 100 ekor. Anakonda yang baru lahir biasanya memiliki panjang 60 cm. Beberapa jam setelah mereka lahir sudah dapat berenang, berburu dan merawat dirinya sendiri. Setelah melalui proses perkawinan, anakonda akan tumbuh panjang namun lambat.
READ MORE - ANAKONDA